Seharian Bersama Dubes dan KBRI

SEOUL - Sehari bersama Duta Besar dan KBRI untuk Korea Selatan, itulah tema pertemuan yang dilakukan rombongan tim PKPU yaitu Direktur Penghimpunan PKPU Wildhan Dewayana, ustadz Wijayanto dan Dik Doang, Rabu pagi (22/9/2010).

Sebelum bertemu dan silaturahmi dengan Dubes RI untuk Korea Selatan, rombongan tim PKPU menerima kunjungan Ketua KMI Korsel (Komunitas Muslim Indonesia) Korea Selatan, Arifin di Wisma KBRI pukul 07.00 WKS.

Walaupun masih terlihat lelah karena rombongan tim PKPU baru saja tiba di Wisma KBRI pukul 06.30 WKS, namun obrolan dengan Ketua KMI Korsel terus mengalir tanpa terasa. Termasuk pembicaraan berbagai persiapan format acara tabligh akbar pada hari Kamis (23/9/2010) pukul 11.00-17.00 WKS di Jumin Center ANSAN

Di tengah diskusi santai tersebut, staf protokoler KBRI memberitahukan bahwa rombongan tim PKPU dan tamu undangan ditunggu di salah satu ruangan wisma oleh keluarga diplomat untuk ramah tamah dengan nasi tumpeng sekaligus diskusi hangat. Wildhan mengatakan bahwa kebetulan pada hari itu putra sulung Pak Dubes sedang berulang tahun.

Jadilah, pagi itu melakukan acara 'syukuran ultah' secara bersama. Kebetulan juga, karena ada empat orang yang juga berulang tahun yakni Wildhan Dewayana (20 September), Dik Doang (21 September), Kang Asep, dan Putra Sulung bu Dewi, staf diplomat (22 September).

Doa bersama dipanjatkan dengan khusyu oleh ustadz Wijayanto. “Ustadz Wijayanto mengajak hati kami semua bertamasya 'ke belakang', mengukur perjalanan yang tak terasa telah dilalui. Ah, masa lalu itu. Dan kami semua secara bersama menguatkan tekad untuk menjejali sisa umur kami dengan amal salih dan mengisi setiap sudutnya dengan kebaikan, sampai luber,” tutur Wildhan Dewayana, yang cukup tersentuh dengan doa kilas balik yang dilantunkan dari ustadz Wijayanto.

Hal sama juga dirasakan Dik Doang, yang pada kesempatan itu secara spontan mengatakan, “Aku suka bagaimana Dia mengekspresikan Cinta-Nya”. Cinta-Nya tidak structural, cinta yang abstrak dan penuh Kejutan.

“Tadi malam aku sempet meneteskan air mata karena dapat kabar dari Indonesia bahwa istri dan anak-anak lagi tumpengen dan berdoa bersama di rumah untuk keselamatan suami dan ayah mereka. Aku pun berdoa. Dan pagi ini, di rumah ini, Allah SWT menghantarkan sendiri hidangannya di sini, bersama kita. Subhanallah,” ucap Dik Doang penuh haru.

Kejutan selanjutnya datang, karena staf protokoler KBRI tiba-tiba memberitahukan kepada rombongan tim PKPU bahwa Bapak Atase Pertahanan dan Kepala Urusan Kewarganegaraan KBRI mengajak untuk makan siang.

Karena di Seoul dan Korea Selatan sedang merayakan puncak lebaran Korea, semua orang Korea mudik. Jalan pun macet parah. Jadilah rombongan tim PKPU terdiam selama 6 jam di lautan mobil. Namun, walaupun macet hebat, para pengguna jalan tetap sangat tertib. Dan selama 6 jam berada di lautan mobil, tidak terdengar adanya bunyi klakson kendaraan, tidak ada saling menyalip dan potong jalan. Semua mobil bergerak lurus, sesuai jalurnya.

“Pemandangan yang mengasyikkan,” kata Wildhan kepada ustadz Wijayanto dan Dik Doang. Betapa tidak, ratusan ribu mobil yang tampak sangat teratur, berbaris rapi hingga puluhan kilometer, lurus tanpa bising dan tanpa sumpah serapah. “Inilah mengapa Korea Selatan tumbuh menjadi Negara maju,” ucap Wildhan dengan takjub kepada rombongan. (Acep/PKPU)

:: laporan dan catatan Wildhan Dewayana langsung dari Seoul, Korea Selatan