JAKARTA - Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menilai metoda pembagian zakat, infaq, dan sedekah yang dilakukan sekarang tidak manusiawi. Pemberi zakat harus mengubah polanya menjadi lebih baik.
"Yang terjadi di masyarakat kita adalah antrian panjang, berhimpit-himpitan, panas-panasan. Itu tidak manusiawi," ujar Salim di Jakarta, Minggu, 5 September 2010.
Menurut Salim pemberian zakat, imfak, dan sedekah harus dikelola dengan baik agar jangan sampai memakan korban tewas dan luka-luka sebagaimana yang pernah beberapa kali terjadi.
"Salah satu caranya memberikan voucher kepada fakir miskin, sehingga fakir miskin dapat menentukan sendiri barang sesuai dengan kebutuhan," katanya.
Cara yang ada saat ini menurut Salim tidak mendidik. Orang antre membawa anaknya dengan harapan anaknya juga mendapatkan bantuan. Kalau menggunakan voucher diharapkan lebih tepat sasaran, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat.
"Kalau orang lanjut usia tidak perlu antre lagi, sedangkan untuk anak muda bisa digunakan sebagai usaha, sehingga lebih bermanfaat," ujar dia.
Cara seperti ini telah diterapkan negara-negara lain, dan terbukti lebih efektif. "Kalau di luar negeri, jaminan sosial tidak boleh berupa barang yang tidak sesuai peruntukannya," katanya.
Menurut Salim, zakat melalui voucher tidak akan serta merta membuat orang lebih konsumtif. Voucher tidak diberikan setiap hari dan dimaksudkan untuk lebih mendorong orang untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari sesuai kebutuhan. "Jadi, orang miskin merasa di manusiakan dan dunia usaha juga diuntungkan," kata Menteri Salim. (kd)
Sumber: vivaNews, Minggu, 5 September 2010
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
20 Oktober 2010
Mensos: Lebih Manusiawi Sedekah Pakai Voucher
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar