MEDAN - Meniti karir dari bawah, membuat Lukmanul Hakim S.Sos paham fungsi sosialisasi dalam mengajak umat berzakat. Hingga delapan tahun kemudian, ia dipercaya menjadi Branch Manager Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Sumatera Utara. Bagaimana kisahnya? (Tomi Sanjaya Lubis, Medan)
Pukul 03. 45 WIB, Tim Sumut Pos Sahur tiba di kediaman kepala PKPU Sumut di Jalan Bunga Baldu No 26 Kelurahan Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang. Setelah mengucapkan salam, Lukmanul Hakim menjawab sambil membuka pintu rumah dan mempersilakan masuk. Subuh itu, lukmanul mengenakan kemeja koko warna kuning dan celana panjang bahan warna hitam serta memakai lensa.
Di ruang tamu, Lukmanul mengajak Tim Sahur duduk di ambal yang telah disediakan. Pembicaraan berlangsung dalam suasana hangat. Lukmanul berkisah pengalamannya saat meniti awal karir di PKPU di Jakarta. Ia terlibat di lembaga kemanusiaan itu awal tahun 2010. Sebagai SDM yang baru bergabung, Lukanul dibekali latihan dan mengikuti banyak program kerja.
“Salah satu bekal latihan yang diberikan PKPU Pusat adalah tetentang sosial dan pengelolaan zakat. Saya langsung praktek menjadi pendamping Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM),” ujar ayah 3 anak ini. Di KSM, Lukmanul benar-benar belajar bagaimana cara bersosialisasi dan mensosialisasikan tentang zakat kepada masyarakat.
“Yang terpenting masyarakat yakin dan percaya terhadap penyaluran zakat,” ujar Lukman.
Tiga tahun kemudian, Lukmanul ditugaskan sebagai tenaga marketing, mencari donatur dan sponsor untuk dijadikan mitra kerja.
Tahun 2009, PKPU Pusat mempercayakannya menjadi manajer cabang (branch manager) PKPU Sumut. Selama di Sumut, banyak program yang telah dijalankan. Seperti Program kesehatan masyarakat dan pendidikan diantaranya dengan menyalurkan beasiswa pendidikan kepada pihak yang membutuhkan. Untuk tingkat SD, bantuan diberikan Rp75 ribu per bulan, tingkat SMP Rp100 ribu per bulan, dan SMA Rp120 ribu per bulan.
“Beasiswa diberikan terhadap anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA baik di sekolah negeri maupun sekolah swasta. Untuk permohonan penerimaan beasiswa, pemohon silakan datang langsung ke PKPU Sumut sambil membawa proposal beasiswa baru. Nanti tim PKPU akan melakukan survei,” terangnya.
Sedangkan program kesehatan dijalankan dengan menyalurkan obat-obatan ketika ada bencana alam di Sumatera Utara dan sekitarnya serta pengobatan gratis di setiap kecamatan di Kota Medan. “Salah satu contoh program kesehatan yang telah dilakukan adalah membantu bencana alam di Padang pada tahun 2009 lalu,” ujar Lukman.
Saat asyik bercerita, Tri Wahyuni, isrti Lukmanul, membawa segelas teh jahe hangat disertai dengan gorengan tempe. “Ini makanan kesukaan saya sejak kecil. Rasanya enak dan gurih,” ujar Lukmanul sambil mengajak untuk mencicipi penganan. Tak lama berselang, Tri Wahyuni kembali menghidangkan makan sahur seperti ayam goreng, tempe goreng, dan sup ayam.
Lukmanul lantas mengajak untuk makan sahur beserta istri tercinta bersama dua anaknya. Sambil bersantap sahur mengatakan, anak sulungnya Imam Syahid (4 tahun), Abdullah Khairull Azzam (3 tahun) dan si bungsu Zalfa Aqella tidak ikut dalam sahur karena masih belum sanggup berpuasa. “Anak ketiga, Aqella, masih berumur dua bulan,” ujar Lukman.
Usai bersantap sahur, pembicaraan masih berlangsung dengan penuh kekeluargaan. Hingga sirine imsakiyah terdengar, Tim Sahur Sumut Pos dan Lukmanul menunaikan Salat Subuh bersama di masjid terdekat. Usai salat, Tim Sahur Sumut Pos pamit pulang. (*)
Sumber: HariansumutPos, 25/08/2010