Mereka saling berkejaran sambil tertawa lepas. Sementara sekelompok orang dewasa sedang sibuk berbenah di dalam rumah. Rupanya, tempat itu akan kedatangan tamu istimewa.
Pemandangan itu terlihat di sebuah Panti Asuhan As-Salam di jalan Gunung Sari Indah Blok V/18 Surabaya, Jumat kemarin. Sore itu, Panti Asuhan yang berpenghuni 33 anak yatim ini akan kedatangan 5 orang warga negara asing. Sedianya kelima bule tersebut akan memberikan donasi kepada panti asuhan yang diasuh oleh Mimin Lestari beserta suami.
Sesaat kemudian, anak-anak yang sedang bermain di depan rumah berhamburan menghampiri sebuah mobil yang baru datang. Sambil berteriak kegirangan mereka menyambut kedatangan para tamu yang sudah dinanti.
Sejurus kemudian, anak-anak ini saling berebut mainan yang dibawa oleh Aneeli Hasim dari Ukraina, Pablo Rodera dari Spanyol, Greeg dari Australia, Sarah Esed dari Amerika dan Gabriel Dima dari Rumania.
Dalam hitungan menit mainan di tangan para bule itupun ludes. Namun, wajah para bule itu seolah menyiratkan kegembiraan yang tiada tara. Bahkan tak jarang Pablo dan Gabriel menggendong Ahmad (3) salah satu penghuni panti. Meski anak-anak ini tidak paham Bahasa Inggris dan sebaliknya para bule tak paham Bahasa Indonesia, di antara mereka seolah ada komunikasi batin yang mencerminkan rasa saling menyayangi.
Ditengah kebiasaan para bule lain bertamasya ke tempat wisata ke Pantai Kuta, lima bule ini malah bertandang ke sebuah panti asuhan di sudut Kota Surabaya. Usai bersenda gurau dengan anak-anak yatim di panti asuhan, mereka menyumbang uang sebesar Rp35 Juta kepada pengasuh panti asuhan As-salam.
Pablo Rodera, mengaku mengetahui kondisi berkat informasi yang diberikan oleh Non Goverment Organization (NGO) Program Kemasyarakatan Pemberdayaan Umat (PKPU) Surabaya. Dari informasi itulah, sekira tiga hari yang lalu dia bersama Gabriel langsung datang ke Panti Asuhan As-salam ini. Hasilnya, memang beberapa tempat seperti kamar mandi, Dapur, tempat tidur memang tidak layak pakai.
Menurut pria yang bekerja di salah satu perusahaan komputer ternama di dunia, kegiatan berbagi dengan yang lain menjadi makna sebuah kehidupan semakin berarti. “This is the true meaning of life, sharing with the need," tutur Pablo.
Ia juga mengatakan, bersama rekannya baru merasakan berada ditengah-tengah kebahagian itu. Sebalumnya memang sering memberikan bantuan kesejumlah lembaga sosial. Namun kali ini ada nuansa lain, sebab bantuan itu diberikan secara langsung kepada penerimanya.
Sementara dengan mata nampak sayu, Mimin Lestari hanya bisa berucap terimaksih kepada bule-bule itu. Dia tidak menyangka jika panti asuhan yang diasuhnya ini menjadi perhatian di luar negeri. "Kami tidak bisa membalas apa-apa, hanya ribuan terimaksih yang kami ucapkan," ujar Mimin.
Usai memberikan sumbangan, Pablo dan kawan-kawan mengajak foto bersama dengan sejumlah penghuni panti. Sesekali para bule itu menggoda anak-anak hingga suasana menjadi cair. Ahmad, si bocah kecil, selalu meminta kepada para bule untuk difoto. (ful/foto: Nurul Arifin)
Sumber: Okezone, Sabtu, 23 Oktober 2010