“Sejak pukul 09.00 WIB status Merapi diputuskan turun dari awas menjadi siaga. Meskipun demikian, masyarakat tetap diminta memperhatikan lingkungan sekitar karena ancama primer berupa awan panas maupun ancaman sekunder lahar dingin masih memungkinkan terjadi," ujar Kepala PVMBG Surono di Media Center BNPB, Jumat pagi.
Penurunan status aktivitas gunung tersebut sedikit membuat tenang warga yang berada di sekitar Merapi khususnya dan DI Yogyakarta. Mereka dapat menengok rumah yang tidak terkena awan panas untuk sekedar membersihkan atau memulai aktivitas sehari-harinya. Namun, bagi warga yang berada di bantaran kali masih merasa cemas karena kemungkinan kiriman banjir lahar dingin masih mengintai.
Seperti yang terjadi pada Senin (29/11/2010) sore secara mendadak kali Code yang membelah Kota Yogyakarta meluap membawa metarial vulkanik. Akibat banjir tersebut beberapa kampung yang berada di bantaran kali seperti Jogoyudan tergenang banjir air dan endapan pasir.
Bahkan banjir kali Code ini pun kembali datang pada Jumat (3/12/2010) setelah Kota Yogyakarta dan sekitarnya diguyur hujan lebat. Akibat meluapnya kali Code, sekitar 898 rumah di Kota Yogyakarta terendam dan penghuninya harus mengungsi ke daerah yang lebih tinggi.
Banjir lahar dingin tidak hanya menerjang Kota Yogyakarta namun juga melewati Kaliworo, Kemalang Klaten. Bahkan banjir ini mengancam beberapa jalur yang menghubungkan beberapa desa di Kecamatan Kemalang. Salah satu jalur yang terputus yaitu Desa Sidorejo dan Desa Balerante.
Sejak aliran lahar dingin mengarah ke Kaliworo, jalur yang menghubungkan dua desa tersebut otomatis terputus. Kondisi serupa juga terjadi jalur yang menghubungkan Desa Talun. Derasnya aliran, membuat badan jalan terkikis antara 0,5-1,5 meter.
Sementara itu, akibat lahar dingin di aliran Kali Putih Magelang meluap hingga ke ruas jalan raya Magelang - Yogyakarta, tepatnya di daerah Gempol, Jumoyo, Salam, Magelang, Minggu (5/12/2010). Arus lalu lintas Magelang - Yogyakarta pun sempat terhenti beberapa jam lamanya lantaran tidak sedikit material yang hanyut terbawa banjir lahar juga menumpuk di tengah ruas jalan raya tersebut. Bahkan jembatan pun terasa bergetar karena derasnya aliran lahar dingin yang melewati Kali Putih.
Kemungkinan banjir lahar dingin masih terus mengancam warga di sekitar bantaran kali yang berhulu di Merapi. Karena meskipun merapi statusnya siaga namun sebenarnya masih “Awas” untuk bencana selanjutnya yaitu banjir lahar dingin yang membawa material vulkanik dari puncak Merapi yang tersisa dari erupsi tanggal 26 Oktober dan 5 November 2010.
Mari kita tetap waspada jangan terlena dengan penurunan status merapi yang siaga. Mari kita siaga untuk mengantisipasi bencana banjir lahar dingin apalagi sekarang sudah memasuki musim hujan (PKPU Yogyakarta)