BANDUNG - Wilayah Ciwidey telah dikenal sebagai pelopor budidaya stroberi sejak beberapa dekade lalu. Namun meski produk tersebut telah dikenal hingga ke berbagai kota seperti Jakarta, tidak semua petani stroberi merasakan kesejahteraan yang layak. Bahkan bisa dikatakan petani stroberi Ciwidey saat ini dalam kondisi yang cukup terpuruk.
Kurangnya wawasan petani tentang budidaya stroberi serta strategi pemasaran yang lemah, membuat Stroberi Ciwidey menjadi bulan-bulanan beberapa sentra Stroberi lainnya seperti Puncak Bogor, Bayongbong Garut, Cianjur serta Lembang.
Sebagai gambaran, harga stroberi Ciwidey kini hanya berkisar antara Rp. 7 ribu hingga Rp. 17 ribu per kilogram. Padahal, dengan manajemen produksi dan strategi pemasaran yang baik, harga Stroberi di Lembang bisa mencapai Rp. 60 ribu per kilogram. Bahkan saat permintaan meningkat, harga ini dapat menembus hingga Rp. 80 ribu per kilogram.
Ironisnya, jika permintaan di Lembang sedang tinggi, beberapa pengelola lokasi akan menambah stok stroberi dari Ciwidey dan sekitarnya. Meski demikian, meningkatnya permintaan dari luar tidak lantas membuat petani Ciwidey banjir untung.
Hal ini mendorong PKPU untuk menawarkan konsep pemberdayaan ekonomi berbasis OVOP (One Village One Product) kepada masyarakat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Dengan menggandeng PT. Hariff Daya Tunggal Engineering, PKPU mencoba untuk meningkatkan kualitas produksi dengan memberikan pengayaan wawasan seputar teknik serta manajemen budidaya Stroberi kepada petani setempat.
Hal ini ditindaklanjuti dengan pengguliran modal disertai pendampingan usaha agar para petani dapat mengembangkan usahanya agar mampu bersaing dengan sentra stroberi lainnya.
Kendala lain yang dihadapi petani Ciwidey adalah fluktuasi hasil panen karena perubahan musim. Disaat musim kemarau, hasil panen melimpah. Namun kondisi kontras dialami petani ketika musim hujan tiba.
Untuk mengatasi hal ini, PKPU memberikan bantuan berupa pendirian Green House bagi dua KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) petani Stroberi yang dibina dalam program OVOP. Pembuatan Green House yang telah dilakukan pada Mei 2010 lalu, selain mengendalikan faktor cuaca juga membantu petani dalam meminimalisir penggunaan pestisida, sehingga kualitas produksinya pun akan semakin meningkat.
PKPU juga mengucurkan modal bergulir berupa bibit, media tanam, obat-obatan serta peralatan yang nantinya akan dikelola warga binaan dalam sistem koperasi. Keberadaan koperasi ini diharapkan dapat membantu warga dalam mengatur keuangan dalam membiayai budidaya Stroberi mereka.
Sumber: Tribun Jabar, Senin 23 Agustus 2010
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
18 Oktober 2010
Mengembalikan Kejayaan Stroberi Ciwidey
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar