BANDUNG − Setelah 10 tahun berdiri, perguruan Hikmah Teladan telah berkembang dengan sangat pesat. Dengan visi pendidikan yang memerdekakan, Hikmah Teladan mendobrak sekat−sekat penghalang yang menghambat proses belajar anak, terutama dalam bersosialisasi.
Salah satu metodenya adalah dengan memperkenalkan toleransi terhadap perbedaan yang ada dalam masyarakat sejak dini, yaitu dengan cara tidak membedakan aktivitas belajar dari anak−anak berkebutuhan khusus dengan anak−anak lain.
Dalam konsep ini, disatu sisi anak dengan autisme, keterbelakangan mental, cacat fisik dan berbagai kondisi khusus lainnya dapat belajar bersosialisasi, di sisi lain rekan−rekannya akan belajar berempati dan melihat hal tersebut sebagai suatu hal yang wajar dalam masyarakat.
Pada prakteknya, penerapan konsep ini telah membuat para siswa terdorong untuk saling membantu dalam mendukung proses belajar rekan−rekannya yang berkebutuhan khusus tersebut.
Konsep ini dikenal dengan istilah ‘sekolah inklusi’ yang mulai populer diterapkan di berbagai sekolah lainnya. Sebelum gagasan tersebut mulai booming, Hikmah Teladan telah memulainya sejak jauh hari.
Bahkan lebih jauh lagi, tidak hanya barrier karena kelainan atau kondisi berkebutuhan khusus tadi, barrier komunikasi yang umum terjadi karena perbedaan status dan latar belakang sosial sejak dini telah berusaha dihapuskan.
Pada miladnya yang ke−10 perguruan Hikmah Teladan mengadakan serangkaian acara untuk memperingati keberjalanan institusi tersebut. Diantaranya adalah acara ramah tamah antara keluarga besar Hikmah Teladan mulai dari para pendiri, staf pengajar, alumni serta para siswa. Ada pula beberapa perlombaan antar kelas serta family gathering. Selain itu dilakukan pula kegiatan sunatan massal.
Dalam kegiatan sunatan massal ini, Hikmah Teladan menggandeng lembaga kemanusiaan nasional PKPU dalam pelaksanaannya. Meski hanya beberapa anak saja yang dikhitan, bukan berarti acara tidak berjalan meriah.
Setelah jerit tangis kesakitan peserta sunatan massal, beberapa saat kemudian suasana segera berganti dengan tangis syukur bahagia dari segenap keluarga karena prosesi yang menandai proses peralihan dari masa anak−anak menuju masa remaja telah usai. Diakhir acara tersebut, panitia menyerahkan bingkisan hadiah serta uang bagi para peserta. (Ardee/PKPU Bandung)
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
4 Juni 2010
Hikmah Teladan Adakan Sunatan Massal Bersama PKPU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar