SLEMAN - Bencana erupsi gunung Merapi ternyata tidak sekedar menyisakan kerusakan dibeberapa titik wilayah di Sleman, Magelang, Boyolali maupun Klaten. Namun juga ada sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan dari akibat erupsi Merapi tersebut.
Banyaknya material vulkanik yang mencapai sekitar 150 juta meter kubik dari Merapi seperti batu atau pasir dapat menjadi sebuah peluang bisnis bagi warga lereng merapi yang ingin segera bangkit.
Bank HSBC melalui program CSR menggandeng Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU bekerjasama mengadakan pelatihan program Batako Merapi bagi warga korban erupsi merapi di SDIT Baitussalam, Ngepringan, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.
Program yang diikuti sekitar 20 warga dari wilayah sekitar lereng merapi ini dilaksanakan sejak Rabu-Jumat (19-20/1/2011). Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya diberikan teknik pembuatan batako namun juga diberikan motivasi untuk bangkit dari keadaan sekarang dan juga bagaimana mengelola bisnis batako dengan baik.
Dalam pembukaan pelatihan program batako merapi ini, Kepala Cabang PKPU Yogyakarta Suripta, mengungkapkanyampa bahwa setiap musibah selalu ada hikmahnya dan sebagai alat ukur bagi kita untuk “naik kelas” apakah kita semakin dekat dengan Tuhan atau justeru menjauh.
Program ini merupakan salah satu program pemberdayaan dengan memanfaatkan pasir merapi. “Dan hasil karya peserta pelatihan batako ini akan diuji di laboratorium teknik dari sisi ketahanan dan kualitasnya. PKPU juga akan mencarikan pasar bagi batako selain kedepannya PKPU juga akan membeli batako untuk program pembangunan rumah dan sekolah,” lanjut Suripta.
Sebelum pelatihan pembuatan batako, warga yang hadir diberikan motivasi oleh Fadli Reza. Dalam materinya, Fadli menggambarkan keadaan warga lereng merapi seperti siklus hidup elang yang mulai tua namun harus tetap bertahan hidup. Elang harus merasakan sakitnya merontokan bulu sayapnya supaya bisa kembali terbang tinggi, mematahkan paruhnya supaya bisa memakan mangsa dan menajamkan kuku kakinya supaya bisa menerkam buruannya lebih kuat.
Saat ini warga merapi sedang memasuki tahap “sakit” untuk selanjutnya masuk tahap sehat. Oleh karennya, Fadli mengajak warga Merapi untuk menatap masa depan lebih tajam sebagaimana tatapan elang.
Setelah penyampaian motivasi dan istirahat siang pelatihan dilanjutkan dengan pemberian materi pelatihan pembuatan batako oleh praktisi usaha batako rumah tangga, Andriyan W.H. dari CV. Elka. Andriyan menjelaskan perlengkapan dan bahan untuk membuat batako. Selain itu, disampaikan juga kriteria sebuah batako yang berkualitas. Batako yang berkualitas menurutnya adalah alasnya tidak begitu kasar (banyak kerikil), setiap tepi harus rapi, dan tidak mudah retak.
Setelah penyampaian secara teori tentang pembuatan batako, peserta selanjutnya diajak untuk praktek mencoba membuat batako yang dibuat dari pasir dan semen. Setiap bahan di campur sesuai dengan takaran yang telah ditentukan, selanjutnya dimasukan dalam cetakan batako dan setelah itu dikeringkan.
Harapannya setelah mengikuti pelatihan, warga lereng merapi dapat segera bangkit dan memiliki aktivitas yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama tinggal di pengungsian/shelter. Dan yang paling penting adalah memanfaatkan potensi dibalik musibah erupsi merapi. (PKPU/SIS/Yogyakarta)
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
24 Januari 2011
Kerjasama HSBC-PKPU: Manfaatkan Pasir Merapi untuk Pengembangan Bisnis Batako
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar