JAKARTA - Hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2010, menunjukkan angka balita kurang gizi diangka 17,9 persen, nilainya turun dibanding dengan 2007, 18,4 persen. Hal ini juga menunjukkan pentingnya masalah ini untuk perhatian bersama, antara pemerintah dan swasta.
Menurut Yulia Rimawati, selaku kordinator gizi Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) mengatakan, masalah nutrisi di inodonesia masih menjadi agenda. “Masalah nutrisi masih menjadi agenda besar di Indonesia”, ujar Yulia di Jakarta, Minggu (23/1).
Menurutnya masalah micro nutrient (kekurangan gizi mikro) atau kelaparan tersembunyi masih sering ditemui. “Selain gizi buruk, masalah micro nutrient juga masih kerap dijumpai di indonesia,” kata Yulia.
Yulia menambahkan bahwa permasalahan gizi mikro yang banyak ditemui di Indonesia adalah kekurangan zat besi, yodium dan vitamin A dan ini sangat beresiko untuk anak dan ibu hamil.
Pada kesempatan yang sama, Boris Bourin, Presiden Direktur PT Sari Husada, mengatakan Sari Husada selaku produsen produk nutrisi ibu dan balita melalui program gizikita akan membantu mengatasi persoalan kekurangan gizi yang menimpa Indonesia. Sari Husada juga akan menggelar acara sambut 'Hari Gizi Nasional' bersama 100 balita.
"Acara hari gizi nasioanal yang diperingati tanggal 25 Januari merupakan momentum untuk memikirkan persoalan gizi yang masih menjadi tantangan bagi bangsa indonesia", kata Boris. (Okz/Van)
Sumber: KRjogja.com, Minggu, 23 Januari 2011
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
24 Januari 2011
17,9 Persen Balita Indonesia Kurang Gizi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar