PRAKIRAAN CUACA
Kota-kota DuniaPrakiraan Cuaca Dunia (hari ini)   Tanggal 27 Januari 2010   Denpaser   Hujan   Suhu : 26 - 31 °C   Jakarta   Hujan   Suhu : 23 - 32 °C   Batam   Berawan   Suhu : 24 - 31 °C   Kualalumpur   Hujan   Suhu : 24 - 32 °C   Singapura   Hujan   Suhu : 24 - 32 °C   Manila   Berawan   Suhu : 22 - 31 °C   B. Sri Begawan   Hujan   Suhu : 24 - 32 °C   Bangkok   Hujan   Suhu : 23 - 32 °C   Hanoi   Hujan   Suhu : 16 - 18 °C   Pnom Penh   Cerah   Suhu : 22 - 32 °C   Rangoon   Berawan   Suhu : 22 - 33 °C   Tokyo   Berawan   Suhu : 4 - 9 °C   Beijing   Cerah   Suhu : -9 - 3 °C   New Delhi   Berkabut   Suhu : 8 - 22 °C   Seoul   Berawan   Suhu : -5 - -3 °C   Hongkong   Berawan   Suhu : 14 - 17 °C   Jeddah   Cerah   Suhu : 18 - 27 °C   Mekkah   Cerah   Suhu : 20 - 32 °C   Madinah   Cerah   Suhu : 11 - 23 °C   Kairo   Cerah   Suhu : 8 - 16 °C   Darwin   Hujan   Suhu : 27 - 32 °C   Perth   Berawan   Suhu : 19 - 33 °C   Sydney   Hujan   Suhu : 21 - 31 °C   Moscow : Bersalju   Suhu : -18 - -18 °C   Amsterdam   Hujan   Suhu : -2 - 2 °C   London   Berawan   Suhu : -1 - 4 °C   Frankfurt   Berawan   Suhu : -9 - -1 °C   Paris   Berawan   Suhu : -1 - 1 °C   Roma   Hujan   Suhu : 6 - 14 °C   Genewa   Berawan   Suhu : -2 - 2 °C   New York   Berawan   Suhu : 2 - 8 °C   Los Angeles   Hujan   Suhu : 11 - 16 °C   Menu UtamaKota-kota IndonesiaPrakiraan Cuaca Indonesia (hari ini)   Berlaku mulai 28 Januari 2010 pukul 07.00 WIB   Sampai dengan 29 Januari 2010 pukul 07.00 WIB   Banda Aceh   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 96 %   Medan   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 94 %   Pekanbaru   Berawan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 53 - 92 %   Batam   Berawan   Suhu : 25 - 31 °C   Kelembaban : 63 - 93 %   Padang   Berawan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 66 - 95 %   Jambi   Berawan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 63 - 94 %   Palembang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 61 - 95 %   Pangkal Pinang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 62 - 94 %   Bengkulu   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 31 °C   Kelembaban : 60 - 98 %   Bandar Lampung   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 32 °C   Kelembaban : 58 - 95 %   Pontianak   Hujan Sedang   Suhu : 23 - 33 °C   Kelembaban : 65 - 98 %   Samarinda   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 31 °C   Kelembaban : 67 - 95 %   Palangkaraya   Hujan Sedang   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 63 - 96 %   Banjarmasin   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 32 °C   Kelembaban : 60 - 96 %   Manado   Hujan Ringan   Suhu : 22 - 31 °C   Kelembaban : 69 - 95 %   Gorontalo   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 32 °C   Kelembaban : 62 - 95 %   Palu   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 52 - 90 %   Kendari   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 66 - 96 %   Makasar   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 68 - 93 %   Majene   Berawan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 60 - 90 %   Ternate   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 30 °C   Kelembaban : 65 - 97 %   Ambon   Hujan Ringan   Suhu : 25 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 95 %   Jayapura   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 68 - 98 %   Sorong   Berawan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 60 - 97 %   Biak   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 30 °C   Kelembaban : 73 - 95 %   Manokwari   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 30 °C   Kelembaban : 68 - 98 %   Merauke   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 31 °C   Kelembaban : 68 - 97 %   Kupang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 68 - 97 %   Sumbawa Besar   Berawan   Suhu : 24 - 33 °C   Kelembaban : 69 - 96 %   Mataram   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 67 - 94 %   Denpasar   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 65 - 95 %   Jakarta   Hujan Sedang   Suhu : 23 - 31 °C   Kelembaban : 66 - 95 %   Serang   Hujan Sedang   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 65 - 94 %   Bandung   Hujan Ringan   Suhu : 20 - 29 °C   Kelembaban : 68 - 96 %   Semarang   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 31 °C   Kelembaban : 65 - 93 %   Yogyakarta   Hujan Ringan   Suhu : 24 - 32 °C   Kelembaban : 64 - 95 %   Surabaya   Hujan Ringan   Suhu : 23 - 33 °C   Kelembaban : 63 - 95 %   Menu Utama

31 Desember 2010

SUHARJONI, Sapujagat Evakuasi Mayat

MENTAWAI - SAMPAN itu buncang ke kanan-kiri, mengikuti alun ombak empat meteran, Kamis terakhir bulan lalu. Selusin penumpangnya berpegang erat. Relawan dari Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) ini meninggalkan Sikakap, kota kecamatan di selatan Pagai Utara, Kepulauan Mentawai. Mereka membawa bantuan ke Dusun Pasapuat di ujung utara pulau itu.

Satu setengah jam perjalanan, ombak makin besar, angin kian kencang. Pakaian basah kuyup dibasuh air laut. Hujan turun menggenangi sampan. Beberapa orang sibuk membuang air. Sebagian penumpang ingin perahu dengan mesin tempel berkekuatan 40 PK itu menepi, menanti badai usai.

Suharjoni, Kepala Regu Penyelamatan (rescue), memberi instruksi perjalanan diteruskan. "Misi penyelamatan harus berjalan," katanya. Walau tak dilengkapi pelampung, operator perahu, Joserizal-yang biasa dipanggil Ujang-tak membantah.

Biasanya, Sikakap-Pasapuat ditempuh dua jam. Kali ini lebih lama sejam. Sekitar pukul lima sore sampan merapat di pantai dusun itu. Inilah tim relawan pertama yang menjejakkan kaki di sana. Tak ada pelabuhan atau dermaga rakyat. Semua tersapu tsunami, tiga hari sebelumnya.

Di kampung itu tak ada korban tewas. Beberapa orang hanya luka ringan. Dua petugas medis dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang ikut rombongan ini memberi layanan kesehatan. Namun banyak rumah di Desa Saumanganyak itu yang remuk, atau bergeser beberapa meter terdorong tsunami. Tim mendata kerusakan untuk menentukan jumlah bantuan.

Selain tim ini, ada beberapa rombongan relawan pada hari yang sama berangkat ke Pasapuat. Namun sebagian besar "balik kanan", menghindari badai, atau menepi dan menginap di sembarang dusun. Dua perahu yang membawa bantuan dari PT PLN terbalik dijulang gelombang besar. Walau tak ada korban jiwa, barang bantuan berupa genset, kabel listrik, dan tenda tak bisa diselamatkan.

KABAR tsunami menerjang sebagian Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, didengar Suharjoni beberapa saat setelah gempa berkekuatan 7,2 skala Richter pecah di barat daya Pagai Selatan, Senin malam, 25 Oktober. Waktu itu ia sedang di markas rescue PKPU di Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Joni, demikian dia biasa disapa, mengajukan diri berangkat ke Mentawai. Walau tak mendapat persetujuan pengurus, lelaki 34 tahun itu tetap berkemas. Ia memperkirakan tsunami bakal merenggut banyak nyawa. Esoknya ia melobi pengurus pusat.

Begitu mendapat lampu hijau, dia segera terbang ke Padang. Sayang, dia dan sepuluh anggota tim dari Padang tak bisa ikut kapal reguler Ambu-ambu yang penuh dengan barang bantuan. Mereka akhirnya berangkat ke Sikakap dengan kapal perintis pada pukul satu, Rabu dinihari, dan sampai bakda zuhur.

Setelah perjalanan ke Pasapuat, Joni memutuskan kembali ke Sikakap, dan menyisir daerah "merah", tempat dengan korban jiwa paling banyak. Tujuan pertama adalah Sabegunggung, dusun di selatan Pagai Selatan yang menghadap Samudra Hindia.

Untuk mencapai lokasi ini, dia menumpang kapal Surfaid dari lembaga kemanusiaan internasional. Perjalanan dua jam dilalui setelah menerobos ombak besar dengan langit selalu mendung atau hujan. "Gelombang di sini membentuk lingkaran karena tubrukan dari dua arah," kata Joni.

Tiba di Sabegunggung, belasan penduduk telah menanti. Tim yang hendak memberi bantuan menurunkan bawaan. Seorang penduduk mengabarkan di hilir sungai ada beberapa mayat. Korban itu luput dari evakuasi TNI pada hari sebelumnya. Bergegas Joni menuju lokasi dengan meminjam sampan penduduk.

Puing rumah dan pohon yang tumbang menghalangi arus sungai. Joni melihat satu jenazah mengambang. Karena sulit, lulusan Sekolah Teknik Menengah Penerbangan di Bogor ini mengajak seorang penduduk. Dengan dua sampan yang disatukan, mereka menarik jasad yang telah bengkak dan berbau menyengat itu sejauh satu kilometer ke dusun. Jenazah itu kemudian diketahui sebagai Sorin, warga Sabegunggung.

Setelah dimasukkan ke kantong mayat, dua orang itu kembali menyisir sungai. Tak jauh dari tempat Sorin ditemukan, mereka melihat mayat perempuan yang ternyata Resna, istri Sorin. Kedua jenazah ini dikebumikan di pinggir pantai dekat Desa Betumonga, sekitar satu kilometer dari Sabegunggung.

Pada hari berikutnya, Joni dan tim PKPU ke Betumonga melalui jalur Sabegunggung. Alam masih belum bersahabat. Gelombang laut terus menghantam sampan. Bantuan makanan, seperti mi instan, banyak yang hancur terempas ombak. Sebagian logistik dan obat-obatan yang tersisa diamankan menggunakan kantong mayat.

Setelah memberi pengobatan di Sabegunggung, tengah hari mereka bergerak ke Betumonga. Menurut Joni, medan begitu berat: setapak, banyak kubangan dengan lumpur dalam, atau jalan sering tak tampak karena tertutup ilalang. Jalan juga naik-turun bukit.

Joni sempat waswas kalau-kalau di antara timnya ada yang tak sanggup meneruskan perjalanan. Apalagi bila ada yang pingsan. Maka lelaki yang banyak mencicipi dunia penyelamatan, seperti SAR dan PMI, sejak lima belas tahun lalu itu selalu memberi semangat bahwa ini merupakan perjuangan kemanusiaan.

Tiga jam kemudian mereka sampai di tempat pengungsian. Paramedis segera melakukan pemeriksaan kesehatan. Tim lainnya mendekati anak-anak untuk menangani trauma pascabencana. Saat itu mereka memutuskan membuka posko di sana untuk tiga hari. Program utamanya pengobatan dan pendampingan korban.

Malam itu, tim lainnya kembali ke Sikakap untuk mengatur langkah berikutnya. Di antara diskusi yang cukup alot adalah menetapkan daerah yang mesti ditolong. Beberapa pengurus ingin bantuan difokuskan ke tempat yang mayoritas penduduknya muslim. Alasannya, sumber dana banyak dari zakat.

Joni tak sepaham. Dia berkukuh penanganan pertama adalah evakuasi dan pengobatan korban, di mana pun dan kepada siapa pun. Setelah itu, baru menyebar bantuan pangan dan pakaian. Juga tanpa harus mempertimbangkan akidah penerima. Menurut dia, itu prinsip universal yang tak bisa ditawar.

Joni pun melakukan yang diyakininya. Pada Sabtu, dia ke Muntei, sebuah dusun di sebelah timur muara Sungai Betumonga, untuk menyisir korban yang tersisa. Di sini dia bergabung dengan beberapa tim relawan, seperti Tagana, SAR, dan PMI. "Hari itu kami mengevakuasi tujuh mayat," katanya. Banyak jenazah ditemukan di kebun keladi, di antara tumpukan pohon sagu yang tumbang. Mereka kemudian dikubur secara massal.

Ujang, yang hampir tiap hari bergabung dengan PKPU, sepakat dengan Joni dan menilai keputusannya sesuai dengan harapan masyarakat. Maka ia tak pernah menolak bila diminta mengantar bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak bencana walau harus menerjang badai. "Dia tak pilih-pilih," kata Ujang. "Mana yang butuh, ya dibantu."

Maka saban hari ia mengantar Joni atau tim PKPU berkeliling Kepulauan Pagai. Beberapa daerah yang telah didampingi dan mendapat bantuan, antara lain Dusun Muntei, Sabegunggung, Betumonga, Pasapuat, dan Silabu di Pagai Utara. Juga Bakatmonga, Muntei Besar, Malakopak, Bularasok, Asahan, hingga Bulasat di bagian paling bawah Pagai Selatan.

Kegiatan Joni yang setiap hari turun ke lapangan menjadi perhatian sesama relawan di Mentawai. Zulkifli, salah satu koordinator organisasi relawan Air Putih, menilai Joni termasuk orang di barisan depan yang melakukan evakuasi hingga distribusi bantuan. Saking menikmati pekerjaannya, Joni mengaku lebih berat membuat pembukuan administrasi dibanding evakuasi korban. "Bisa berkeringat dingin membuat laporan," katanya, setengah bercanda.

Sumber: majalah.tempointeraktif.com, Senin 27 Desember 2010

0 komentar:

Posting Komentar