BANDUNG - Para hadirin sekalian, sebuah kebahagiaan bagi saya bisa berada di tengah orang-orang terbaik PKPU yang saat ini hadir. Forum Rakernas ini, merupakan forum strategis yang mengumpulkan orang-orang terbaik yang saat ini ada di PKPU. Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan review tentang perkembangan PKPU selama tahun 2010 kemarin serta gambaran arah PKPU di tahun 2011.
Demikian diucapkan Direktur Utama PKPU Agung Notowiguno pada pembukaan Rapat Kerja Tingkat Nasional PKPU tahun 2010 di Padepokan Madani, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu malam (22/12/2010).
Pada kesempatan itu, Agung Notowiguno mengatakan tentang sebuah pemaparan dari sebuah lembaga yang menilai sejumlah perkembangan lembaga-lembaga zakat yang ada di Indonesia. Dalam penilaian tersebut, posisi PKPU secara umum berada di urutan ke-3. Dalam sejumlah penilaian yang diberikan oleh lembaga tadi, ada lima kriteria yang menjadi parameter dalam mengukur masing-masing lembaga zakat yang ada. Beberapa penilaian tersebut misalnya berkaitan dengan kinerja manajemen, renstra manajemen, review manajemen serta hal yang berkaitan dengan kepatutan syari’ah. Dalam sejumlah penilaian tersebut, PKPU berada pada posisi ketiga.
“Dalam hal yang berkaitan dengan kinerja manajemen PKPU mendapatkan nilai yang sempurna. Artinya sejumlah pra syarat manajemen yang ada di PKPU dinilai telah cukup baik. Dalam konteks ini misalnya hal yang berkaitan dengan renstra lembaga, aktivitas manajerial lembaga serta agenda review lembaga yang telah berjalan baik. Bila kita lihat bersama, bahwa memang sejak lima tahun lalu, PKPU sudah memiliki renstra lembaga yang ada. Renstra inilah yang kemudian diterjemahkan dalam sejumlah program dan kegiatan tahun demi tahun dalam siklus lima tahunan,” kata Agung.
Berbicara tentang review kinerja manajemen, Alhamdulillah selama ini PKPU telah membiasakan review secara berkala. Salah satu review yang berkaitan dengan organisasi ini misalnya dalam konteks SDM. Dari sisi SDM, sebagian besar SDM yang ada di PKPU saat merupakan SDM yang masih sangat segar. Berusia muda, dengan dibuktikan rata-rata usia masih disekitar 35 tahunan. Dalam kondisi yang sama, bila dibandingkan dengan lembaga sejenis, SDM PKPU masih sangat potensial, implikasi dari hal ini adalah terjadinya dinamika SDM yang luar biasa. Dan saat yang sama, selama ini di PKPU tidak terlalu mengalami kendala dengan sumberdaya yang ada.
Sedangkan berkaitan dengan renstra ini, saya jadi ingat, bahwa bila kita cermati dalam siklus hidup organisasi kita mengenal istilah daur hidup organisasi. Daur ini menjelaskan pada kita bagaimana sebuah oragnisasi secara alamiah akan mengalami sejumlah fase dalam kehidupannya, yaitu fase pertumbuhan, fase dewasa dan fase menua (menurun) dan selanjutnya adalah fase kematian.
Nah, perkembangan PKPU ternyata secara siklus bila dicermati di tiga tahun terakhir mengalami fase penurunan. Hal ini bisa jadi karena secara alamiah barangkali disebabkan setelah mengalami fase pertumbuhan dan kemudian fase dewasa, organisasi PKPU mengalami sejumlah kejenuhan secara internal.
Setelah terdeteksi terjadinya fase penurunan di organisasi PKPU, manajemen lembaga kemudian berpikir secara strategis bagaimana PKPU bisa memulai kembali fase pertumbuhan lembaga berikutnya. Inilah tantangan terbesar PKPU, bagaimana lembaga ini memiliki kemampuan untuk bisa kembali bertumbuh dan berkembang. Siklus ini sekali lagi menjadi tantangan terbesar PKPU bila berkeinginan memperbaiki organisasi secara internal.
Dalam hal usaha mengangkat kembali dinamika organisasi, manajemen PKPU kemudian melahirkan Kebijakan PKPU Satu. Dalam implementasinya sejak diluncurkan, kebijakan PKPU satu memang secara obyektif belum sempurna. Beberapa kebijakan yang ada masih harus terus diperbaiki.
“Dalam kebijakan PKPU Satu beberapa kebijakan yang diluncurkan adalah penyederhanaan BOD, penguatan cabang dan perbaikan sistem manajemen organisasi. Dengan sejumlah kebijakan tadi, PKPU diyakini mulai membuat kurva baru yang akan memandu arah perkembangan lembaga yang ada,” tutur Agung.
Dengan melihat catatan yang terjadi pada pertumbuhan yang pada PKPU, ternyata PKPU tumbuh dan didukung besar justeru bukan oleh dana ZIS secara dominan. PKPU tumbuh dan terus membesar secara kapasitasnya ternyata malah oleh unsur dana non ZIS. Ini barangkali sebagai sebuah pembuktian bahwa seiring PKPU memiliki entitas sebagai organisasi dibawah Ecosoc PBB. Dengan adanya kondisi payung legal formal ini, secara organisasi PKPU tumbuh semakin meningkat kepercayaan dirinya.
“Dan bila dibandingkan dengan lembaga lain yang sejenis, barangkali PKPU belumlah sebesar lembaga lainnya yang bahkan sudah dia atas 100 milyar. Walau begitu, ternyata secara pertumbuhan, bila dibandingkan dengan lembaga sejenis, PKPU mampu bertumbuh secara sehat, proprsional dan kokoh. Ini membuktikan, insyaallah hanya masalah waktu saja PKPU juga akan sampai pada posisi mereka saat ini,” ungkap Agung Notowiguno.
Kembali ke siklus organisasi yang dialami PKPU, lanjut Agung, dengan sejumlah kebijakan yang digulirkan, mudah-mudahan PKPU akan sampai pada terciptanya titik baru bahkan mampu mendrive kurva baru dalam daur hidup PKPU ke depan. Kita berharap, dalam 5 tahun ke depan PKPU tumbuh lebih kokoh dan baik secara proporsional.
Kebijakan PKPU Satu juga, mudah-mudahan mampu menciptakan momentum pertumbuhan baru oragnisasi PKPU yang memang by desain. Kebijakan ini, saat yang sama mudah-mudahan menjadi formula yang tepat untuk pengembangan PKPU ke depan
“Insyaallah, tahun 2010 yang segera akan kita lewati menjadi momentum untuk menapaki titik baru, sehingga mampu menjadi daya dorong untuk memperbaiki dan meningkatkan organisasi PKPU di tahun 2011 dengan bersinergi dan mengabdi bagi kepedulian dan kemanusiaan,” pungkas Agung. (PKPU/Nas/Yus)
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
31 Desember 2010
Agung Notowiguno: Review Kebijakan PKPU Satu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar