Liputan Media
Artikel Kegiatan Lokakarya Penelaahan Laporan Awal Lembaga Penerima Hibah Program PRBBK Provinsi Sumatera Barat
25 Desember 2010 20:14
Program Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK) di provinsi Sumatera Barat telah dimulai sejak ditandatanganinya kerjasama antara SCDRR-UNDP dan lembaga mitra pelaksana yang terpilih sejak bulan Agustus 2010. Program PRBBK di Provinsi Sumatera Barat dilaksanakan di Kabupaten Solok dengan lokasi di 3 Kecamatan dalam upaya pengurangan risiko terhadap bencana tanah longsor, bencana letusan gunung api dan bencana banjir.
Tiga lembaga mitra pelaksana yang terpilih tersebut adalah (1) Yayasan Empati Hidup-Indonesia (YEH-Indonesia) yang belokasi di Jorong Kayu Aro dan Jorong Koto Baru Nagari Air Dingin Kecamatan Lembah Gumanti dengan ancaman bencana tanah longsor, (2) Pos Kemanusiaan Peduli Ummat (PKPU) Sumbar yang berlokasi di, Jorong Gurah dan Jorong Bawah Gunung,Kecamatan Lembang Jaya dengan jenis ancaman bencana letusan Gunung Api. (3) JEMARI Sakato dengan lokasi di Jorong Batu Palano dan Horong Galanggang Tangah Jorong Batu Palano,Nagari Salayo,Kecamatan Kubung.
Laporan awal merupakan laporan yang disusun oleh lembaga mitra pelaksana yang menggambarkan rencana kegiatan PRBBK untuk selama 1 tahun pelaksanaan program. Laporan awal ini disusun dalam jangka waktu 1-2 bulan program mulai dilaksanakan sebagai bentuk kewajiban lembaga yang tertera dalam dokumen kontrak.
Laporan awal tersebut meliputi output yang ingin dicapai, gambaran ancaman bencana, kerentanan dan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah yang terdapat di masing-masing lokasi program, Kegiatan yang akan dilakukan serta mekanisme dan manajemen pelaksanaan program. Disamping itu juga dilengkapi dengan logical framework sebagai indikator pelaksanaan program.
Lokakarya penelaahan laporan awal ini dibuka Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Barat selaku Koordinator PPMU SCDRR Provinsi Sumbar dan dilengkapi dengan arahan NPD SCDRR yang disampaikan oleh Team Leader SCDRR. Acara dihadiri oleh lebih kurang 30 orang yang terdiri dari UNDP, PCISU-SCDRR, PPMU SCDRR Provinsi Sumbar dan tim teknis dari Pemerintah Kabupaten Solok dari SKPD terkait yaitu Bappeda dan BPBD.
Berdasarkan paparan laporan awal yang disampaikan 3 lembaga mitra pelaksana, terlihat bahwa sudah ada beberapa kegiatan yang sudah terlaksana antara lain: (1) pendataan awal yang dilaksanakan melalui kegiatan survey dan wawancara dengan tokoh masyarakat, SKPD terkait dan masyarakat untuk perlengkapan data dan informasi awal terkait dengan data perkembangan jenis ancaman bencana dimasing-masing lokasi program. (2) Sosialisasi program pada tingkat jorong dan tingkat nagari secara formal dan juga informal untuk pengenalan program hibah PRBBK dalam upaya terciptanya kerjasama dan partisipasi masyarakat terhadap program PRBBK; dan (3) identifikasi data jenis ancaman, tingkat kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana serta kapasitas yang dimiliki masyarakat dan pemerintah setempat terkait dengan pengurangan risiko dimasing-masing lokasi pilot project.
Dari pemaparan dan diskusi yang dilakukan bersama mitra pelaksana, terlihat hasil pendataan awal dari masing-masing lembaga. Seluruh mitra telah melakukan pengumpulan data awal melalui kegiatan survey untuk perlengkapan data dan informasi awal terkait dengan data perkembangan jenis ancaman bencana dimasing-masing lokasi pilot project.
Dari hasil pendataan awal, Jorong Galanggang Tangah dan Jorong Batu Palano yang berada di Nagari Salayo, menghadapi ancaman bencana banjir dan air bah yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan pada sumber-sumber ekonomi. Sebagian besar pemukiman berada di daerah yang rawan luapan banjir Batang Lembang.
Begitu juga yang terjadi di Nagari Batu Bajanjang yang merupakan Nagari terdekat dengan Gunung Talang, yang berdasarkan identifikasi ternyata kehidupan masyarakat nya sebagian besar sebagai petani sawah dan ladang yang membuka lahan baru dengan cara membakar, sehingga dapat menimbulkan ancaman baru berupa kebakaran dan erosi.
Sementara itu, di Nagari Air Dingin, yang juga menjadi daerah program, merupakan daerah yang sangat rawan longsor, perbukitan yang mengitari jalan terlihat gundul, gersang dan rawan erosi, bukit-bukit yang sudah gundul dan banyak dijadikan sebagai lahan pertanian, hal ini menjadi tantangan sendiri bagi lembaga, untuk meredam ancaman namun tetap tidak menimbulkan kerentanan ekonomi masyarakat. Dalam diskusi juga dilihat bagaimana aspek gender akan diintegrasikan kedalam pelaksanaan program, dengan melibatkan secara aktif kelompok perempuan didalam pelaksanaannya. Diharapkan bukan hanya keterlibatan secara kuantitatif namun secara kualitatif juga harus dapat berperan besar.
Rencana tindak lanjut lokakarya ini meliputi; (1) tiga lembaga mitra pelaksana melakukan revisi laporan awal, logframe, baseline data sesuai saran dan masukan peserta, (2) Pencapaian output program berikutnya adalah pembentukan forum PRB di lokasi program dan penyusunan draft Rencana Aksi Komunitas (RAK).
Dan (3) Sosialisasi tingkat kabupaten secara bersama antara lembaga mitra pelaksana, pemerintah Kabupaten Solok, dan PPMU SCDRR Provinsi Sumbar dalam rangka memperkenalkan program dan lembaga mitra pelaksana kepada lingkungan pemerintah kabupaten Solok, tokoh masyarakat serta calon penerima manfaat program PRBBK dengan tujuan untuk memberikan rasa kepemilikan dari pemerintah kabupaten maupun dari masyarakatnya.
Sumber: sc-drr.org (Safer Communities through Disaster Risk Reduction), UNDP 2010
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
31 Desember 2010
Artikel Kegiatan Lokakarya Penelaahan Laporan Awal Lembaga Penerima Hibah Program PRBBK Provinsi Sumatera Barat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar