KULONPROGO - Di tengah kondisi ekonomi yang sulit saat ini, tak banyak pilihan pekerjaan bagi Suyatni (35). Niat hati ingin sekolah di sekolah pendidikan guru kandas karena harus membantu almarhumah ibunya yang lebih dulu berprofesi sebagai buruh gendong di pasar Beringharjo Yogyakarta. Sejak tahun 1988, Suyatni sudah membantu ibunya menjadi buruh gendong di pasar Beringharjo.
Ibu dari tiga putra ini menyampaikan alasan utama kenapa masih bertahan menjadi buruh gendong adalah demi ketiga anaknya yang masih usia sekolah. Dua putranya masih SMP masing-masing kelas 3 dan 1, sedangkan satunya masih balita.
Suyatni mengisahkan awal mula menjadi buruh gendong hanya mendapat uang Rp 10.000/bulan. Namun, sekarang jika sedang ramai bisa mengumpulkan uang dari jasanya sekitar Rp 30.000- Rp 50.000,- setiap hari. Pendapatannnya itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti biaya kontrak rumah, biaya sekolah dan kebutuhan lainnya.
Setiap pagi sebelum berangkat ke pasar, Suyatni menyelesaikan pekerjaan rumahnya seperti mencuci dan memasak, kemudian setelah selesai mengantarkan putra yang paling kecil untuk dititipkan ke tetangganya. Tepat pukul 07.00 WIB biasanya ibu tangguh yang beralamat di RT 28 RW 14 Dhisil, Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo ini berangkat ke pasar Beringharjo untuk mencari nafkah. Dengan menggunakan transportasi umum, Suyatni berangkat ke pasar Beringharjo setiap hari.
Setibanya di pasar Beringharjo, Suyanti bergabung dengan teman-temannya satu profesi di lantai 3 pasar Beringharjo untuk menunggu langganannya menurunkan atau menaikan barang. Sambil menunggu dia mengobrol dengan teman-temannya, sesekali menikmati segelas teh untuk menghilangkan rasa hausnya.
Belum lama menunggu akhirnya dia mendapatkan tugas untuk menurunkan barang. Dengan kekuatan punggung yang dimilikinya ibu tiga anak ini bisa mengangkut barang hingga 50 kg. Bahkan menurutnya sebelum punya anak biasanya dia mampu menggendong barang hingga satu kuintal.
Kisah perjuangan hidup Suyatni di atas adalah salah satu gambaran penerima tali kasih dalam program Tekad yang disiarkan di JogjaTV kerjasama PKPU Yogyakarta pada Jumat (14/1/2011) jam 19.30 WIB.
Program Tekad hasil kerjasama JogjaTV dengan PKPU Yogyakarta ini merupakan program yang menggambarkan betapa semangat atau tekad yang kuat dari seseorang dengan segala keterbatasan mampu memberi manfaat bagi keluarga atau masyarakat sekitarnya. Selain itu, program ini diharapkan menginspirasi banyak orang untuk tidak putus asa dalam menghadapi masalah. (PKPU/SIS/Yogyakarta)
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
18 Januari 2011
Program Tekad JogjaTV-PKPU: Bertahan Hidup dengan Punggung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar