BANDUNG - Sebagai manusia, seberapa pedulikah kita? Untaian kata tersebut hanyalah sebuah pertanyaan singkat dan hanya terdiri lima kata saja. Sederhana memang, setiap orang bisa saja untuk melafalkan dan mengajukan pertanyaan tersebut kepada siapapun.
Hanya saja yang menjadi inti dari pertanyaan tersebut adalah jawabannya. Jawaban yang saja dapat membuat kita berfikir ulang dan mengernyitkan dahi, bahkan kembali mengajukan pertanyaan untuk dirinya, ‘Sudah menjadi orang-orang yang pedulikah kita?’
Peduli adalah sebuah rasa dan sikap keberpihakan kita untuk senantiasa melibatkan diri dan menjadi bagian dari solusi dalam berbagai problematika yang terjadi di sekitar kita. Menjadi orang-orang yang peduli akan menjadikannya senantiasa terpanggil dan tergerak untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat di sekitarnya.
Apa yang dilakukan ini diharapkan dapat memperbaiki atau membantu kondisi di sekitarnya. Bukankah menjadi manusia yang bermanfaat bagi selainnya adalah sebaik-baiknya manusia?
Sejarah adalah sejarah, waktu yang sudah terlewat dan tidak akan pernah bisa untuk diputar ulang. Untuk kebaikan bersama, semoga kita bukan termasuk orang yang hanya mendengarkan dan melihat sejarah saja melainkan sebagai pelaku sejarahnya, agar semakin jelas sekaligus menegaskan bahwa kita adalah bagian dari orang-orang yang peduli. Yaitu bagian dari orang-orang yang tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi dan berusaha menjadi sebaik-baiknya manusia.
Apa yang disampaikan bukanlah ajang untuk mencari sensasi sebuah kesombongan dari sikap kepedulian yang pernah dilakukan, tapi akan selalu menjadi pelajaran untuk bisa berlaku lebih baik lagi dalam perbaikan masyarakat. Menjadi inspirasi kebaikan bagi selainnya adalah cita-cita keberadaan PKPU, sehingga akan menambah deretan panjang orang-orang yang peduli akan sekitarnya.
Tahun 2010 boleh jadi merupakan perjalanan panjang untuk mencari identitas yang sebenarnya dari keberadaan PKPU sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional. Nilai keberhasilannya bukan sekedar dari berapa dana yang berhasil dihimpun dan disalurkan, bukan pula seberapa banyak jumlah penerima manfaat yang sudah mendapatkan bantuan.
Itu hanya sekedar deretan angka-angka yang berhasil dikali, ditambah, kurang ataupun bagi. Makna sesungguhnya mungkin keberadaan kita di tengah-tengah banyaknya problematika yang terjadi di masyarakat.
Sebanyak 294.062 jiwa yang tersebar di 16 kota dan kabupaten di Jawa Barat telah menjadi bagian dari perjalanan keberadaan PKPU di tahun 2010. Jumlah yang masih sedikit bahkan sangatlah kecil, belum bisa dikatakan representative sebagai perbaikan keadaan masyarakat.
Napak tilas perjalanan ini akan menjadi pemicu dalam memaksimalkan seluruh tenaga, fikiran dan potensi untuk berlaku lebih baik lagi. Sehingga akan semakin banyak masyarakat yang terbantu, bukan sekedar hitung-hitungan angka semata, tapi kualitas yang bermanfaat.
Kepala Cabang PKPU Bandung Sani Ihsan Maulana mengatakan tak ada gading yang tak retak. “Terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kepercayaannya kepada kami untuk kembali disampaikan kepada mereka yang membutuhkan. Semoga langkah-langkah kecil yang terjalin dalam hidup dan kepedulian menjadi sumbangsih bagi perbaikan masyarakat,” kata Sani. (PKPU/Ridha Fajar/Bandung)
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
18 Januari 2011
Napak Tilas PKPU Bandung: Dari Perjalanan Panjang Kepedulian 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar