MAGELANG - Banjir lahar dingin yang terjadi pada Minggu malam (9/11/2011) kembali menerjang sejumlah wilayah di Muntilan Magelang. Kejadian ini memberikan dampak yang luar biasa. Akibat bencana ini, sedikitnya 79 rumah hancur dan ratusan lainnya tenggelam oleh pasir dan batu yang berasal dari erupsi Merapi yang diguyur hujan di puncak gunung merapi. Pemandangan di sejumlah wilayah di Magelang terlihat porak poranda.
Begitu kuatnya arus lahar dingin yang mengalir di kali Putih, setidaknya 79 rumah hancur dan hanyut bersama arus lahar yang menerjang rumah tersebut. Selain hanyut, ratusan rumah lain tertimbun pasir dan batu hingga mencapai 3 meter.
Kondisi Kali Putih yang berkelok-kelok, menyebabkan aliran sungai meluap dan menerjang jalan utama Jogja Magelang dan perkampungan di berapa dusun di wilayah Salam dan Muntilan. Hal ini terjadi setelah badan kali Putih penuh dengan material vulkanik, kemudian terbentuk anak sungai baru yang berdampak luas bagi pemukiman yang dilaluinya. Wilayah yang terkena dampak lahar dingin ini meliputi Desa Jumoyo, Gulon, Sirahan dan Adikarto.
Menurut Arwan, Relawan PKPU di Muntilan Magelang, sekitar 3000 warga mengungsi di beberapa tempat, seperti TPA Tanjung, Balai Desa Jumoyo, shelter box LSM dan sebagian lain mengungsi di rumah saudaranya.
Arwan menambahkan, sampai berita ini ditulis, jalan utama Jogja Magelang masih terputus akibat timbunan pasir yang sangat tebal. Tidak hanya itu, aspal di beberapa ruas jalan tersebut mengelupas dan memperparah kerusakan jalan.
Pantauan sementara, kondisi pengungsi di beberapa terlihat trauma berat. Namun untuk kebutuhan logistik sementara ini sudah tercover oleh pemerintah Kabupaten Magelang. Jalan utama Jogja Magelang juga sudah mulai dibersihkan dengan alat berat, yang diperkirakan selesai tiga sampai empat hari mendatang.
Melihat besarnya dampak dari aliran lahar dingin ini, proses pembersihan timbunan pasir di rumah-rumah penduduk diperkirakan akan memakan waktu yang sangat lama, mengingat ketebalan pasir mencapai 1-3 meter di beberapa desa.
Kebutuhan mendesak selain logistik, air bersih, nutrisi anak dan obat-obatan selama di pengugsian, juga kebutuhan seperti rumah darurat dan sekolah darurat menjadi hal yang sangat diharapkan. Mengingat selama erupsi merapi mereka sudah mengungsi. Jika hari ini mengungsi di pengungsian massal dalam waktu yang tidak bisa dipastikan, mereka menjadi sangat jenuh.
Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, erupsi Merapi tahun 2010 mengeluarkan sekitar 150 juta meter kubik material vulkanik. Sebanyak 50 juta meter kubik atau 30 persennya mengarah ke delapan sungai di Kabupaten Magelang, yakni Kali Bedong, Krasak, Putih, Lamat, Senowo, Sat, Trising dan Apu.
Diperkirakan material vulkanik yang turun baru sekitar 10 persen. Selama curah hujan di kawasan puncak merapi masih tinggi, maka banjir lahar dingin masih mengancam rumah warga yang dilalui. Mari bergandeng tangan bersama PKPU ulurkan tangan kepedulian. (PKPU/Surur/Semarang)
PRAKIRAAN CUACA |
Kota-kota Dunia | Kota-kota Indonesia |
12 Januari 2011
Banjir Lahar Dingin Porak-porandakan Magelang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar